Malam Terakhir Di Old Trafford

May 09, 2014


Hampir setahun yang lalu, Old Trafford mencuri mata dunia dengan pesta perpisahan manajer legendaris mereka, Sir Alex Ferguson, yang telah mengabdi selama 26 tahun. Pengabdian panjang untuk Setan Merah itu diapresiasi dengan upacara perpisahan yang diikuti oleh puluhan ribu pendukung Manchester United yang memadati stadion.
Pada pertandingan kandang terakhir di musim lalu, the guard of honor dipersembahkan oleh para pemain dan staf Manchester United dan Swansea City, lawan mereka saat itu, untuk Sang Gaffer, Sir Alex. Bukan hanya pidato perpisahan Sir Alex saja, namun  pensiunnya gelandang terbaik dunia, Paul Scholes, dan kebahagiaan Robin Van Persie yang mengangkat trophy Premier League untuk pertama kalinya turut mewarnai emosi malam itu. Sebuah momen yang amat membekas di hati para pendukung Man United di seluruh dunia.
Sayangnya cerita tersebut berubah 180 derajat di musim ini. Rabu dini hari kemarin, Man United menjalani malam pertandingan kandang terakhir mereka di musim ini dengan menghadapi finalis Piala FA tahun ini, Hull City. Tak ada guard of honor, tak ada pengangkatan trofi, dan tak ada pula salam perpisahan dari sanginterim player-manager, Ryan Giggs. Hanya sebuah kemenangan biasa (3-1) yang dipersembahkan oleh Man United kepada para pendukungnya.
Akan tetapi, bukan Man United namanya kalau tidak memiliki cerita lain. Di malam itu, The Red Devilsberhasil membuat beberapa memorable moments untuk mereka yang mengaku sebagai pendukung Man United, di samping gagalnya mereka menjuarai satu gelar pun di musim ini, diantaranya:
Steve Bruce vs Ryan Giggs
Berjalan berdampingan menuju lapangan hijau sudah sering dilakukan oleh Steve Bruce dan Ryan Giggs. Mereka sudah pernah menjadi rekan setim sebagai pemain. Bruce yang pada medio 1987 - 1996 membela Setan Merah sempat berbagi pengalaman dengan Giggs selama 5 tahun.
Melawan Hull City, Giggs dan Bruce kembali berjalan berdampingan. Bukan sebagai kawan, namun sebagai lawan. Dua legenda hidup Manchester United itu kini sudah mengemban tugas baru. Bruce yang menukangi Hull City telah berhasil menunjukkan kemampuannya sebagai pelatih dengan membawa The Tigers ke final piala FA. Sedangkan Giggs, yang baru menjalani tugas sebagai manajer interim Man United, masih butuh pembuktian ke depannya.
Class of ‘14
Menjalani pertandingan tanpa embel-embel apapun membuat pelatih berani melakukan sebuah eksperimen. Sebagai jebolan akademi Man United yang dikenal dengan class of 92, Ryan Giggs paham betul filosofi Sir Alex akan pentingnya pemain muda. Inilah yang Giggsy coba tumbuhkan kembali.
Kehadiran Adnan Januzaj di awal musim memberi sedikit harapan bagi para pemain muda Man United bahwa manajer, staf pelatih, dan para pemain senior masih percaya akan kualitas akademi mereka.
Menghadapi Hull City kemarin, terdapat dua nama asing yang turut dalam starting XI Man United, yaitu Tom Lawrence dan James Wilson. Kedua pemain U-21 Man United ini melakukan debut yang gemilang pada malam itu. Nama yang disebut terakhir bahkan mencetak sepasang gol di debutnya untuk tim utama.
Khutbah Perjuangan 
Bentuk microphone yang sama, gema yang sama, namun suara yang berbeda. Ketika musim lalu Sir Alex yang menjadi bintang utama di malam terakhir di Old Trafford, di musim ini Ryan Giggs lah yang mengambil alih khutbah tersebut.
Dengan nada suara yang cukup tegas, layaknya orator ulung yang menyulut semangat rakyat untuk tetap berjuang dan yakin bahwa mereka bisa merebut kemerdekaan dari sang penjajah, ia berkhutbah,
“We know it's been tough this season and over the years we've been spoilt with the success we've had but you've always supported the team and the staff and I'm sure in the coming years we'll bring you more success. I’d just like to say: keep supporting us, you've seen a little glimpse of the future tonight, that is what this club is all about, we give youth a chance. We might not always win but we try and play attractive football, keep supporting us and the good times will come back soon.”
Early Confidence
Tak hanya Giggs, Robin van Persie pun terlihat yakin akan kebangkitan Man United. Di malam itu terlihat sekali gesture dan mimik Van Persie seusai pertandingan yang terlihat santai dan bahagia. Tak ada keraguan sedikit pun pada dirinya tentang masa depan Man United.
Pada sesi interview oleh MUTV seusai pertandingan, Van Persie mengungkapkan kekecewaan akan minimnya penampilan dirinya di musim ini yang disebabkan oleh cedera. Memang bukan tanpa alasan, karena bisa dikatakan Van Persie lah yang menjadi aktor utama di balik keberhasilan Man United meraih gelar juara EPL musim lalu.
Dengan terbebasnya dari cedera, pembelian pemain yang tepat, dan penunjukkan pelatih baru di awal musim mendatang, sudah sepantasnya RVP mengatakan hal berikut pada saat wawancara di malam itu,
"Trust me, we will be back. Trust me. Save this interview."
Memang kemenangan membuat momen bahagia bisa tercipta. Namun, meski tak satu gelar pun yang mereka raih, malam terakhir di Old Trafford kemarin tak bisa dijadikan alasan untuk tidak mendapatkan momen yang bisa membuat Anda tersenyum, tertawa, dan juga menangis…
Nemanja Vidic telah melambaikan tangan kepada publik dengan seragam merah kebanggan Man United untuk terakhir kalinya tadi malam. Thank you, Capt!

Foto: Original-Pictures.co.uk, DailyMail.co.uk, Manutd.com, caughtoffside.com

You Might Also Like

0 comments