AADC: Ada Apa Dengan Catalonia
April 19, 2014
Hanya
dalam kurun waktu sepekan, tim asal Catalonia, Barcelona, harus merasakan 3
kekalahan yang sangat menyakitkan. Di berbagai ajang bergengsi yang mereka
ikuti, satu persatu trofi yang seharusnya dapat mereka raih mulai lepas dari
genggaman.
Di
mulai dengan ajang Liga Champions, Blaugrana perlu membuktikan diri ketika
menghadapi tim asal Spanyol lainnya, Atletico Madrid, di leg kedua setelah
sebelumnya hanya mampu imbang 1-1 di leg pertama. Namun sayang, gol semata
wayang Koke di menit ke-5 cukup untuk memulai pekan buruk Barcelona.
Selang
tiga hari, anak asuh Gerardo Martino kembali menyambangi Estadio Nuevo Los
Cármenes, kandang Granada, di ajang liga BBVA. Dan kekalahan dengan skor yang
sama pula, Lionel Messi dkk. memperlebar jarak dengan rival mereka, Atletico
Madrid dan Real Madrid, sebesar 4 poin dan 1 poin. Kini Barca tertahan di
peringkat ketiga dengan 78 poin, sementara Real Madrid di posisi kedua dengan
79 poin dan Atletico di posisi pertama dengan 82 poin.
Real
Madrid lalu seakan memberikan penutup yang sempurna apa yang dianggap sebagai
akhir dari era kejayaan Barcelona di Spanyol yang telah berlangsung sejak
pertengahan tahun 2000an lalu. Kekalahan dari sang rival di final Copa Del Rey
tak ubahnya seperti luka sayatan pada tubuh yang diberi air garam dan air jeruk
nipis diatasnya. Perih.
Ada
apa dengan tim asal Catalonia ini? Di sini saya mencoba menjawab pertanyaan
tersebut dengan beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kemunduran mereka
Management Change
Jean-Baptiste
Alphonse Karr, novelis asal Perancis pernah menulis, “Plus ça change, plus
c'est la même chose” yang artinya, semakin banyak perubahan membuat keadaan
semakin tak berubah.
Komposisi
Barcelona musim ini dan musim kemarin tak jauh berbeda. Hanya kursi kepelatihan
saja yang berubah dan bertambahnya amunisi di lini depan dengan kedatangan
Neymar.
Untuk
sebuah status quo, Barcelona masih kurang banyak melakukan perubahan. Minimnya
perubahan yang dilakukan oleh Barcelona membuat keadaan tidak stabil, seperti
dinyatakan dalam change management theory, gangguan keseimbangan ini dapat
berbuah lebih baik, atau malah menjadi buruk. Dengan perubahan yang minimalis
ini, sayangnya, mereka jatuh kepada opsi nomor dua.
Membeli
Neymar membuat daya serang Barcelona semakin tajam, namun perlu diingat bahwa
sesungguhnya lini belakanglah masalah utama Barca di dua musim terakhir ini.
Keadaan diperparah dengan larangan transfer dari FIFA selama 14 bulan, di mana
Barca tidak diperkenankan untuk melakukan pembelian pemain. Posisi Barcelona
sangat terjepit, terlebih jika mereka ditinggalkan Victor Valdes ingin hengkang
dan kini terbaring karena cedera ACL, dan Carles Puyol yang dirumorkan akan
hengkang ke Amerika Serikat atau pensiun.
Victor
Valdes
Mungkin
Anda bisa tertawa mengapa saya menjadikan Victor Valdes sebagai faktor
menurunnya performa Barcelona. Di musim terakhirnya bersama Barca, Valdes
membuktikan bahwa ia adalah salah satu kiper kelas dunia. Tak mau dicap sebagai
kiper yang hanya berdiri di bawah mistar gawang karena jarangnya serangan ke
gawang Barca, Valdes membungkam para pengkritik dengan penampilan gemilangnya.
Squawka
mencatat, dari 23 penampilan bersama Barca di liga BBVA, Valdes menorehkan
total clean sheets sebanyak 13 kali. Dan memiliki rata-rata 2.31 penyelamatan
di setiap penampilan. Sayang, pemain berumur 32 tahun ini harus menepi sekitar
6 bulan lantaran otot ACL yang robek sehingga dapat dipastikan musim Valdes
bersama Barcelona pun berakhir.
Piala
Dunia 2014 Brazil
Hanya
dalam hitungan 55 hari, ajang terakbar dalam sepak bola akan dimulai. Adalah
impian bagi seluruh pelaku sepak bola untuk bisa berpartisipasi di ajang
tertinggi sepak bola tersebut. Ya, keikutsertaan mereka di Piala Dunia dirasa
sudah cukup sebagai penghargaan tertinggi di karir sepak bola mereka.
Dengan
begitu, banyak sekali pemain sangat berhati-hati menjalani musim 2013-2014 ini.
Cedera sedikit, impian untuk ambil bagian dalam sejarah pun akan sirna. Sudah
banyak korban berjatuhan yang akhirnya gagal untuk ikuk ke Piala Dunia Brazil.
Nama-nama beken seperti Radamel Falcao, Kevin Strootman dan Victor Valdes pun
hanya bisa duduk melihat teman-teman senegaranya berjuang nantinya.
Ini
pula yang menjadikan orang bertanya-tanya tentang performa Lionel Messi
belakangan ini. Sebagai pemain pembeda, Messi dirasa tidak mampu menunjukan
performanya seperti dua musim terakhir ini. Mungkin cedera yang didapatnya pada
akhir tahun lalu berdampak pada penampilannya sekarang atau mungkin Messi menyimpan
tenaganya dan enggan cedera agar mampu tampil di Piala Dunia Brazil dan
memenangkan trofi yang belum ia dapatkan yaitu Piala Dunia.
Tahun
ini Barcelona hanya bisa memoles ulang trofi-trofi lamanya, karena tak akan ada
trofi mengkilap baru yang akan menghiasi lemari mereka.
0 comments