Kebijaksanaan Arsenal Dan Pendukungnya
February 13, 2014
Tujuan hampir setiap
pertandingan adalah menjadi yang terbaik, terdepan dan teratas. Arsenal, on
the other side, justru keluar pola pikir tersebut. Klub yang unik. Hal
tersebut juga bisa anda perhatikan dari para pendukung Arsenal di sekeliling
anda. Mereka adalah manusia yang loyal, cermat, dan rendah hati.
Sempat beberapa kali
menjadi pemuncak klasemen Liga Inggris, membuat tim meriam London itu iba
terhadap pesaing-pesaingnya. Arsenal memberikan Chelsea dan Manchester City,
pesaing utama mereka, kesempatan untuk mencicipi hangatnya kursi pimpinan
tersebut. Alasan sedikitnya koleksi gelar kedua tim, yang bahkan tak lebih
banyak dari Sunderland, membuat the gunners prihatin.
Karakter klub yang kuat
inilah yang merasuk ke diri pemain Arsenal. Mulai dari Mesut Ozil, hingga
Olivier Giroud. Label world class player dan pemain termahal
klub, membuat Ozil semakin ingin menunjukan kualitasnya dirinya, baik dari luar
maupun dalam. Penampilan dan skill gemilang Ozil terpancar
jelas di paruh pertama musim ini. Namun ada apa dengan Ozil di paruh kedua
musim ini?
Mesut Ozil
Pada beberapa artikel,
ada yang menyatakan bahwa Ozil tak senang dengan training regime ala
Wenger. Kelelahan menjadi isu yang sangat dominan saat ini. Ketika seluruh liga
Eropa rehat sejenak di musim dingin, liga Inggris justru memasuki jadwal yang
sungguh padat dan menguras tenaga dan pikiran.
Kasus yang sama juga
sempat terjadi pada Podolski dan Per Mertesakcer di musim pertama mereka di
kota London tersebut. Mereka seakan kehilangan daya magisnya di pergantian
tahun. Winter break yang sempat dirasakan Ozil ketika
berseragam Real Madrid, kini tak bisa lagi dinikmati dan berdampak padafatigue level maksimal.
Alasan eksternal ini
mungkin adalah penyebab menurunnya performa Ozil. Namun menurut saya, darahgooners sejati
yang sedang merangkak masuk ke dalam sistem pemain berdarah Turki ini lah
penyebab utama perubahan karakter dan pola pikir Ozil.
Sama halnya dengan klub
yang dibelanya, Ozil juga tak ingin terlihat sebagai yang terdepan dan teratas,
baik di kalangan pemain Arsenal sendiri maupun di Liga Inggris. Skill memukau
yang ia tunjukkan di awal musim, dianggapnya sebagai anugerah Tuhan yang harus
ia syukuri. Ibarat puasa yang menjadi ajang refleksi manusia atas kelaparan,
performa Ozil akhir-akhir ini juga merefleksikan “kelaparan” manusia-manusia
lain, seperti Torres, Solado, Young, dan kroni-kroninya.
Arsene Wenger
Tak berbeda jauh dengan
B.J Habbibe, yang berpolitik menggunakan hati nurani, Wenger pun menerapkan hal
tersebut dibidang sepakbola. Ya, selain ahli dalam menstabilisasikan finansial
klub, Arsene Wenger juga menggunakan nuraninya dalam memimpin Arsenal.
Ketika memasuki jendela
transfer musim dingin, banyak pundit sepakbola berasumsi bahwa Wenger akan
mendatangkan beberapa pemain ke Emirates Stadium, terutam di sektor depan, yang
menjadi kian sempit dikarenakan cederanya Theo Walcott, Podolski, dan
Chamberlain.
Namun, Wenger tetap pada
pendiriannya sebagai the true gooners. Hemat, cermat, dan loyal. Ia
enggan bersikap mubazir, layaknya Chelsea yang foya-foya di bursa transfer
musim dingin ini. Arsenal tetap cermat dalam pemilihan pemain. Dan buah
kesabaran itupun datang. Kini mereka mendapatkan mega bintang bernama Kim Kallstrom,
pemain terlegendaris di dunia per-Championship Manager-an.
Tak hanya itu, Wenger pun
loyal dengan setiap pemainnya. Ia tak ingin membongkar-pasang pemain dan setia
kepada pilihannya. Ditambah Wenger tak ingin adanya perseteruan antara Giroud
dengan pemain yang akan datang, apalagi jika hanya berdasar masalah ketampanan
antar pemain. Ah, tapi, jikapun terjadi, “Lord” Bendtner siap menjadi juru
damai di ruang ganti Arsenal.
Keloyalan itupun tumpah
ke jiwa setiap para pendukung Arsenal. Sepuluh tahun tanpa gelar, tak jadi
masalah bagi mereka. Mereka tetap bahagia mengarungi kehidupan yang keras ini. Wenger
knows bestmenjadi pegangan hidup mereka bertahun-tahun. Hingga kini mereka
masih bisa tersenyum dan tertawa bahagia.
Sungguh bijak kalian
wahai gooners!
Sekarang sudah saatnya
Arsenal dan para pendukunya belajar untuk ikhlas, agar benar – benar bisa
menjadi orang bijak sesungguhnya. Mereka harus mengikhlaskan Liverpool dan
Manchester United untuk tetap menjadi tim Inggris tersukses di muka bumi.
Dengan itu, kebijakan mereka akan benar – benar sempurna.
Salam COYG!
0 comments