Manchester Mouse

January 06, 2014


Level performa berbanding lurus dengan hasil. Setidaknya itu yang sudah diterapkan oleh David Moyes selama melatih Manchester United. Seakan ingin mematahkan teori pendahulunya, Sir Alex Ferguson, Moyes “berhasil” membuat performa dan raihan Man United sejauh ini “sangat memuaskan”.
Telah tertinggal jauh dari pemuncak klasemen di Liga Inggris, kini Manchester United pun telah merelakan piala FA untuk diperebutkan tim – tim lain, setelah gagal menang atas Swansea 1-2. Musim belum berakhir dan Moyes masih memiliki beberapa alternatif juara, seperti Piala Liga dan Liga Champions.
Untuk Liga Inggris sendiri, tampaknya target yang tak muluk-muluk sudah dicanangkan oleh pihak klub dan para pendukung. Mereka hanya berharap Man United masih masuk jajaran the big four, sehingga bisa mengikuti Liga Champions musim depan. Itu saja sudah cukup bagi mereka untuk menghapuskan dosa – dosa Moyes yang lain. Itu saja. Namun, semudah itu kah?
Arsenal, Manchester City, Chelsea dan Liverpool adalah tim-tim yang secara berurutan duduk di empat besar Liga Inggris. Ketika performa Man United tidak konsisten, rival - rival mereka justru semakin menemukan bentuk permainan masing-masing. Di samping keempat tim tersebut, Everton dan Tottenham Hotspurs juga tak akan menyerah begitu saja untuk memberikan posisi mereka ke red devils.
Jadi, bagaimana cara agar Man United bisa kembali tampil di Liga Champions musim depan? Juarai saja Liga Champions musim ini. Tiru saja kelakuan Chelsea di musim 2011/2012. Di akhir musim 2011/2012, Chelsea hanya mampu menduduki peringkat 6, namun, mereka kembali tampil di Liga Champions 2012/2013 sebagai defending champion, dengan Tottenham Spurs sebagai korbannya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi gagalnya mereka di posisi empat besar, Man United harus mengeluarkan semua amunisi untuk memenangkan trofi Liga Champions. Dan ya, anda boleh tertawa. Walaupun Man United berhasil menjadi juara grup di Liga Champions dan hanya bertemu dengan wakil Yunani, Olympiacos, di babak 16 besar UCL, tapi, masih banyak tim-tim yang levelnya jauh diatas Man United di fase-fase berikutnya. Sebut saja Bayern Munich, Barcelona, Real Madrid hingga Galatasaray.
Mari kita memikirkan skenario terburuk. Man United sudah gagal di Piala FA dan akan gagal di Liga Champions dan Liga Inggris. Apa yang tersisa? Piala Liga. Piala Mickey Mouse.
Piala yang level keurgensiannya paling rendah di Inggris ini, menjadi salah satu piala yang mungkin Moyes bawa pulang. Di babak semifinal, Man United sudah ditunggu Sunderland pada tengah pekan ini. Sistemhome-away pada ajang ini akan menguras tenaga dan konsentrasi Man United, baik di Liga Inggris maupun Liga Champions, yang menjadi kosentrasi utama mereka.
Namun, kegagalan tadi malam di ajang Piala FA, nampaknya akan membuat Moyes banting setir dan berkonsentrasi penuh di ajang tersebut. Moyes berharap dosa – dosanya akan lenyap ketika berhasil mengangkat sebuah trofi, dengan nama dan bentuk apapun, karena bahkan seorang Ferguson sekalipun tidak berhasil membawa pulang piala apapun di musim pertamanya menangani Manchester United.
Pun berhasil lolos ke partai puncak, Man United akan dihadapkan dengan West Ham United atau Manchester City. Nama terakhir nampaknya berpeluang besar melenggang ke babak final dengan mudah. Dan di final, kedalaman squad Manchester City akan memainkan peran penting saat berhadapan dengan Man United. Jika, dan hanya jika, mereka mampu mengalahkan Sunderland.
Menjadi juara Liga Champions? Butuh keajaiban. Bertengger di empat besar Liga Inggris? Masih bisa diperjuangkan, berjuang mati-matian. Memenangkan Piala Mickey Mouse? Nah, ini yang paling realistis. Setidaknya sebentar lagi mereka sudah punya bayangan apakah di musim depan mereka dapat bermain di level Eropa atau tidak.
Masih ada satu opsi lagi yang Moyes bisa pilih. Jalan tikus. Transfer window. Seperti jalan tikus pada umumnya yang membutuhkan banyak recehan, transfer window pun membutuhkan bujet yang tidak sedikit. Moyes butuh juru penyelamat baru untuk Man United, setidaknya untuk meringankan beban yang sangat berat di pundak bocah 18 tahun, bernama Adnan Januzaj. Moyes harus segera mencari bintang untuk melapis atau, bahkan, mengganti Robin Van Persie dan Wayne Rooney, yang diam-diam sedang mengepak koper mereka dengan kamuflase yang bernama cedera.
Memperebutkan piala tikus, atau memilih jalan tikus, move your mouse, Moyes!

You Might Also Like

0 comments