Si Kembar Yang Tak Sama: Moyes Dan AVB
December 02, 2013
Serupa tapi tak sama. Salah satu dari mereka
memilih untuk mencukur bulu wajahnya agar tak terlihat tua dengan mukanya yang
sudah mulai keriput. Sedangkan yang lain memilih untuk membiarkan bulu wajahnya
berkembang agar terlihat dewasa di umurnya yang masih sangat muda untuk ukuran
seorang manager klub sepak bola.
Memang secara fisik, David Moyes dan Andre
Villas-Boas sangat berbeda sekali. Saya pun tidak buta dengan perbedaan usia
mereka yang berjarak 14 tahun. Secara biologis tidak ada satu faktor pun yang
bisa mendukung argumen bahwa mereka adalah sepasang anak kembar yang terpisah.
Namun, jika kita menilik keadaan mereka sekarang dan bagaimana mereka
mengarahkan tim-nya masing – masing, mereka tampak seperti dua anak kembar yang
tidak akur. Kedua pelatih ini sekarang menukangi tim – tim medioker Liga
Inggris. Tottenham Hotspur yang sudah mengucurkan dana lebih dari 100 juta Euro
untuk menjadi kompetitor juara Liga Inggris, sama sekali tidak memperlihatkan
kemewahannya. Sedangkan Manchester United, apa mau dikata, masih betah menjadi
Manchester United yang medioker.
Dalam pertandingan tadi malam terlihat jelas
sekali, baik Moyes dan AVB memiliki gen manajerial yang sama. Hasil imbang
menurut mereka adalah hasil yang adil, agar tidak ada diantara keduanya yang
diadili oleh pendukung timnya masing – masing. AVB tak ingin diadili dengan
kasus penggelembungan pemain Spurs tanpa hasil yang jelas, sedangkan Moyes, tak
mau terjerat kasus penyelewengan jabatan sehingga membuat Everton berada di
atas Man United.
Dalam hal strategi, kedua pelatih ini memilih skema
dan pola permainan yang sama. Moyes dan AVB memilih memainkan pola 4-2-3-1
dengan tipe permainan yang sama. Jika AVB memasang Sandro dan Dembele sebagai double
pivot-nya Spurs, Moyes mem-plot Jones dan Cleverley di posisi
yang sama. Rencana tinggal rencana, pemain pula lah yang menentukan. Rencana
Moyes dan AVB memang demikian, namun nyatanya pion – pion mereka memilih untuk
bermain berdasarkan kehendaknya masing – masing.
AVB memproyeksikan Sandro sebagai benteng pertama
pertahanan Spurs, namun, tiba-tiba saja ia melakukan penetrasi pada lini kedua
Man United dan berhasil menembakkan tendangan keras dan terarah sehingga
membuahkan gol bagi Spurs. Di sisi lain, Jones yang seharusnya menjadi destroyer bagi
serangan Spurs pada lini tengah, malah leluasa mengeksplorasi lini tengah
dengan melakukan kombinasi bersama Cleverley.
Selain itu, kedua pelatih ini juga lebih
menitikberatkan serangan pada sisi kanan mereka. AVB dengan Kyle Walker dan
Aaron Lennon-nya, sedangkan Moyes dengan Chris Smalling dan Antonio
Valencia-nya. Dari heat map di atas terlihat sisi kanan Man
United lebih dominan. Demikian pula Spurs pada menit-menit awal. Berkali - kali
Lennon dan Walker berhasil menembus sisi kiri pertahanan Man United yang sering
ditinggal Evra, ketika melakukan overlapping. Baik Kagawa maupun
Welbeck tak mampu menutup serangan pada sisi tersebut.
Man United berada pada posisi yang diuntungkan
ketika sudah melewati 20-30 menit babak pertama, Jan Vertonghen, yang
diposisikan sebagai peredam Valencia dan Smalling, mulai mengalami gangguan
pada kakinya. Hal ini memudahkan Valencia, yang dibantu oleh Smalling, untuk
memanfaatkan situasi tersebut. Minimnya cover dari Chadli di
posisi yang sama dengan Vertonghen, membuat setan merah terus menggempur sisi
tersebut. Dari player influence di bawah pun terlihat
bagaimana Vertongen mati-matian menutup gerakan dari Valencia dan Smalling.
Untungnya, Chiriches berhasil beberapa kali mem-back-uparea yang
ditembus oleh Valencia.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, Spurs
juga mengadalkan serangan dari sisi kanan, Walker dan Lennon terlihat beberapa
kali menusuk sisi tersebut. Namun entah setan apa yang merasuki AVB, ia memilih
menarik Lennon keluar dan menggantikannya dengan Townsend pada menit ke-65. Too
early for him, right? Tak terima dengan keputusan AVB, kita pun
mendengar serbuan boo dari para Yid.
Yang jelas, kemiripan pada diri AVB dan Moyes ini
membuat tim-tim papan atas seperti EVERTON, NEWCASTLE UNITED, SOUTHAMPTON, dan
LIVERPOOL pun makin jauh meninggalkan mereka. Jangan – jangan semua ini hasil
rekayasa eksperimen Le Professeur?!
0 comments