God Save The Suarez
December 09, 2013
Tuhan bersama-sama orang
yang sabar. Kira-kira begitu lah para ulama sering berceramah di muka umum.
Entah masjid mana yang disambangi oleh Luis Suarez, sehingga ia begitu khusyuk
mendengarkan dan menerapkan wejangan para kiai.
Nama Luis Suarez memang
sudah sering menjadi headline koran-koran Inggris. Bukan
karena cerita menjadi muaalafnya, namun berita mengenai hal-hal
kontroversialnya di ranah Inggris. Mulai kasus rasisme bersama Patrice Evra,
juga kasus gigit lengan Branislav Ivanovic.
Kasus yang pertama yang
justru membuat Suarez beranggapan ada konspirasi antara Manchester United dan
para petinggi FA, sehingga kasus ini membuat Suarez kian terpojok oleh
sorotan-sorotan media Inggris. Man United yang dianggapnya memiliki kekuatan
politik di badan FA, ingin melihat dirinya bersama Liverpool kian terpuruk yang
notabene adalah rival mereka.
Delapan kali larangan
bermain membuat Suarez tetap tabah menjalani hari-harinya bersama the
reds. Walau dalam kehidupan pribadinya ia sering sekali diganggu oleh para supporter tim
lain untuk mengolok-oloknya, sikap profesional dan dedikasi tinggi selalu
ditunjukan Suarez dengan terus mencetak gol-gol dan juga assists untuk
Liverpool. Dan lagi-lagi kasus menyambangi pemain Uruguay tersebut.
Kasus bersama Ivanovic
sebelum ditutupnya Liga Inggris musim lalu, membuat Suarez harus terkena
larangan bermain sebanyak 10 pertandingan. Ia harus absen di 4 laga terakhir
Liga Inggris dan juga absen pada 6 laga awal musim ini, membuat spekulasi
kepindahan Suarez musim panas lalu kian nyaring terdengar. Namun kenyataannya
Suarez bertahan.
Tuhan pun tak mau dituduh
tidak memiliki rasa keadilan. Menyelamatkan Suarez dari hinaan, cacian,
cemoohan, hujatan dan keterpurukan. Tuhan pun bertindak.
Tuhan memberikan Suarez
seorang pemimpin yang teguh, kuat, dan mampu menjadi pedoman Suarez untuk
menjalani rintangan di dunia. Ia adalah Steven Gerrard. Sudah menjadi rahasia
umum, bahwa sangskipper, Stevie G lah alasan mengapa Suarez memilih
bertahan di Anfield.
Tuhan pun Maha
mengetahui, mengetahui bahwa Sturridge adalah tandem ideal Suarez. Tak perlu
banyak waktu, kekompakan duet SAS ini sudah menghasilkan 23 gol bagi Liverpool
di Liga Inggris dari 34 gol yang mereka cetak. Pada kompetisi tersebut, Suarez
berhasil mencetak 14 gol dan Sturridge mengantongi 9 gol.
Dalam Lauh Mahfuzh-nya
pun Tuhan sudah menuliskan apa-apa saja yang Suarez akan miliki di dunia ini.
Kecepatan dan akselarasi dalam mengontrol bola, insting mencetak gol yang
tinggi di mulut gawang dan kecerdikan memanfaatkan setiap peluang yang ada,
adalah sesuatu yang Tuhan kehendaki untuk seorang Luis Suarez.
Dzikir dan doa terus
mengalir dari mulut Suarez seiring nafas yang berhembus dari tubuhnya. Dan
Tuhan pun mengabulkannya. Perlahan demi perlahan, saingan Suarez pun satu
persatu berjatuhan. Manchester United, Tottenham, Manchester City, Chelsea dan
Arsenal pelan pelan mulai menjelma menjadi tim fakir poin.
Derajat Suarez pun kini
mulai terangkat atas hidayah yang sudah diberikan oleh Tuhan. Suarez kian
dewasa dan matang disetiap penampilannya. Suarez kian percaya setiap keputasan
Tuhan yang diberikan kepadanya. Dan Suarez pun percaya dengan apa yang disebut
takdir.
Takdir yang mempertemukan
Suarez dan negaranya Uruguay bersama “sang kekasih”, Inggris. Takdir yang
memang sudah Tuhan atur agar Suarez kian menjadi hamba yang beriman atas apa
yang sudah ia alaminya selama ini. Agar Suarez menjadi manusia yang selalu
bersyukur ketika dihadapakan dengan “sahabat”nya, (media) Inggris di Piala Dunia
2014.
“Send him
victorious,
Happy and glorious,
Long to reign over us,
God save the Suarez”.
0 comments