Memanusiawikan Arsenal

September 02, 2013


109 juta Euro berbanding 0 perak Euro adalah perbandingan daftar belanja yang dimiliki Arsenal dan Tottenham Hotspur. Spurs mendatangkan 7 pemain dengan harga yang berbeda-beda, sedangkan Arsenal hanya mendatangkan 2 pemain, dengan status free transfer.
Wajar saja kalau julukan si miskin disematkan kepada tim meriam London tersebut. Arsene Wenger yang memang jago masalah finansial klub, rela terlihat miskin dimata sepak bola internasional. Itulah pandangan awam ketika melihat bursa transfer Arsenal hingga sekarang.
Namun bagi saya, kata miskin sebenarnya tidak tepat, pelit lebih tepatnya. Arsenal dikenal dengan klub yang anti untuk membayar mahal para pemainnya. Mungkin hanya nama Robin Van Persie yang menjadi pemain yang memiliki gaji termahal di Arsenal dan sekarang diikuti oleh Theo Walcott. Sifat pelit inilah yang menurut saya membuat Arsenal harus puasa gelar selama 8 musim.
Pendukung Arsenal mungkin berbangga hati melihat hasil North London Derby tadi malam. Namu pertandingan tersebut tidak menjamin kesuksesan sebuah tim untuk memenangi laga ataupun trofi. Bagi mereka, gol semata wayang Oliver Giroud, seakan membakar hangus uang ratusan juta euro yang digelontorkan oleh the lilywhites.
Nama-nama seperti Paulinho, Nacer Chadli, Roberto Soldado, Etiene Capoue, Vlad Chiriches, Erik Lamela, dan Christian Eriksen ketika dibandingan dengan Yaya Sanogo dan Mathieu Flamini bagaikan langit bumi. Kemenangan tersebut bukan hanya menjadi pembuktian siapa yang terbaik di London utara itu, tapi menjadi pembuktian kualitas yang dimiliki Arsenal sendiri.
Kemenangan tersebut dapat berdampak pada bagaimana Arsenal akan menjalani hari-hari terakhirnya dibursa transfer. Menduduki posisi yang paling diidamkan Arsenal, yaitu 4 besar, diatas Spurs dan tentunya Manchester United, bisa membuat para pemain tertarik untuk bergabung dengan Jack Wilshere dkk.
Walau sudah memenangi laga penting melawan Tottenham Hotspur, Arsenal dituntut untuk memperdalam skuad yang mereka miliki. Lihat saja pemain yang berada di bangku cadangan Arsenal tadi malam, sangat tidak sebanding dengan starting XI yang mereka turunkan. Oleh karena itu, perlu untuk tim, yang dianggap sebagian orang, besar ini menambah beberapa pemain berkualitas untuk menambah daya saing memperebutkan trofi Liga Inggris, bukan sekedar empat besar.
Nama besar, sejarah, pelatih berkelas, dan kualitas itulah yang yang sudah dimiliki Arsenal. Sesungguhnya para pemain yang dilirik Arsenal tidak memiliki keraguan untuk menjadi bagian dari nama besar dan sejarah klub yang ditangani oleh pelatih berkelas. Namun hanya satu yang menghalangi kesuksesan Arsenal, yaitu sifat pelit mereka.
Layaknya manusia, ada hubungan paralel antara klub besar dengan dana yang mereka miliki. Ibaratnya, ketika status atau jabatan anda meningkat, gaya hidup dan pola pikir anda, secara sadar ataupun tidak sadar, juga akan meningkat. Ketika Arsenal berada dititik kesuksesan dizaman yang berbeda-beda bersama Bergkamp, Henry, Fabregas dan Van Persie, Wenger justru menerapkan sistem statik yang justru menghambat perkembangan Arsenal untuk menjadi tim besar. Setiap pemain Arsenal memiliki sifat yang lapar atau tidak puas dalam segala hal, yang tentunya sangat manusiawi. Namun, apa yang dilakukan Wenger saat ini adalah sebuah tindakan yang sangat tidak manusiawi. Tak heran Van Persie lebih memilih untuk mendengarkan “the little boy in me” dibandingkan suara Wenger.
Jika ingin menjuarai Liga Inggris, Arsenal harus membeli pemain-pemain berkualitas dan memberikan gaji yang yang tinggi, ketimbang hanya memanfaatkan jasa daun – daun muda mereka.
Apa yang anda rasakan jika anda menyelesaikan target anda dan membuat perusahan anda menjadi yang terbaik akibat jasa-jasa anda dan anda tidak mendapat status apapun atau bahkan imbalan yang sepadan? Gondok pastinya.
Ya, mungkin imbalan yang pemain-pemain Arsenal dapat dari berbagai sponsor mereka masih terbilang kurang sehingga pemain-pemain tersebut kurang termotivasi. Siapa yang akan tahan bermain dengan gaji yang pas-pasan dan diiringi dengan pemain-pemain muda yang belum tentu menjadi bintang sesungguhnya.
Wenger masih punya 1 x 24 jam untuk benar-benar memanusiawikan Arsenal. Nama-nama seperti Mesut Ozil dan Sami Khedira mungkin bisa menjadikan Arsenal berada dijalur yang benar, selain memaksimalkan potensi yang ada di skuad mereka. Dan kenaikan gaji para pemain-pemain yang dianggap bintang tentunya bisa menjadi motivasi lebih untuk menjuarai Liga Inggris.

You Might Also Like

0 comments