Urgensi Baines Untuk United
June 30, 2013
Sebelum resmi menangani Manchester United, Moyes
sudah melakukan banyak perubahan untuk United. Ia menyingkirkan asisten manajer
era Sir Alex Ferguson, Mike Phelan, pelatih kiper, Eric Steele, dan juga Rene
Meulensteen dari jajaran staf kepelatihan United. Dengan melakukan hal
tersebut, tampaknya Moyes ingin membawa comfort zone yang
selama ini ia rasakan saat melatih di Everton. Hal ini semakin jelas terlihat
dengan langkahnya membawa beberapa staf pelatih yang pernah berkerja sama
dengannya di Goodison Park, seperti Jimmy Lumsden dan Chris Woods.
Tak hanya lapisan manajerial yang ingin diubah Moyes di Old Trafford, susunan pemain juga dikabarkan akan mengalami perubahan. Isu yang menyatakan Marouane Fellaini dan Leighton Baines akan diboyong Moyes santer kita dengar.
Disini saya tak akan membahas Fellaini, karena memang United mengalami kekosongan di lini tersebut setelah pensiunnya Scholes, permainan angot-angotannya Anderson, dan seringnya Cleverley dibekap cedera musim lalu. Tak heran jika banyak isu beredar yang dikait-kaitkan untuk mengisi lini tengah Manchester United, mulai dari Thiago Alcantara, Kevin Strootman hingga Cesc Fabregas.
Berbeda ceritanya dengan urgensi pembelian Leighton Baines untuk United. Bisa dikatakan Baines adalah kunci Everton hingga nyaris finish di posisi empat besar, namun jika melihat kebutuhan Manchester United dan keberadaan hot prospect player (indeks performa/game hasil analisis saya), Alexander Buttner, urgensi mendatangkan Baines saya anggap tak signifikan.
Tak hanya lapisan manajerial yang ingin diubah Moyes di Old Trafford, susunan pemain juga dikabarkan akan mengalami perubahan. Isu yang menyatakan Marouane Fellaini dan Leighton Baines akan diboyong Moyes santer kita dengar.
Disini saya tak akan membahas Fellaini, karena memang United mengalami kekosongan di lini tersebut setelah pensiunnya Scholes, permainan angot-angotannya Anderson, dan seringnya Cleverley dibekap cedera musim lalu. Tak heran jika banyak isu beredar yang dikait-kaitkan untuk mengisi lini tengah Manchester United, mulai dari Thiago Alcantara, Kevin Strootman hingga Cesc Fabregas.
Berbeda ceritanya dengan urgensi pembelian Leighton Baines untuk United. Bisa dikatakan Baines adalah kunci Everton hingga nyaris finish di posisi empat besar, namun jika melihat kebutuhan Manchester United dan keberadaan hot prospect player (indeks performa/game hasil analisis saya), Alexander Buttner, urgensi mendatangkan Baines saya anggap tak signifikan.
Pada
musim dimana Manchester United harus gigit jari dengan memberikan titel juara
pada the noisy neighbor, Manchester City, De Gea mengeluhkan
pertahanan United yang rapuh, khususnya pada sisi kiri pertahanan. Ya, De Gea
menyalahkan Evra yang gagal mengantisipasi serangan lawan dari sisi tersebut.
Namun tak menuggu waktu lama, Evra menjawab kritikan De Gea dengan kembali mengantarkan United ke tangga juara. Pemain berumur 34 tahun ini bermain sebanyak 34/38 pertandingan, dan mencetak 4 gol sepanjang kompetisi Liga Inggris musim lalu.
Dari data EPL Index yang membandingkan Baines dan Evra dari segi bertahan, penempatan dan operan, hingga kreativitas dan juga agresifitas mencetak gol, menunjukan setiap pemain memiliki keunggulannya masing - masing.
Namun tak menuggu waktu lama, Evra menjawab kritikan De Gea dengan kembali mengantarkan United ke tangga juara. Pemain berumur 34 tahun ini bermain sebanyak 34/38 pertandingan, dan mencetak 4 gol sepanjang kompetisi Liga Inggris musim lalu.
Dari data EPL Index yang membandingkan Baines dan Evra dari segi bertahan, penempatan dan operan, hingga kreativitas dan juga agresifitas mencetak gol, menunjukan setiap pemain memiliki keunggulannya masing - masing.
Baines
yang lebih muda 4 tahun dari Evra, mengungguli Evra pada level possession, passing, creativity dan
juga produktifitas gol. Sedangkan Evra hanya unggul pada segi bertahan dalam
urusan duel udara (62% berbanding 39%) dan juga dalam urusan tackle (81%
berbanding 79%).
Jika anda memiliki naluri jongos bola, perbandingan statistik ini mengantarkan anda pada hasil Baines > Evra. Dan mengambil kesimpulan bahwa urgensi mendatangkan Baines adalah tepat. Namun jika diteliti lebih dalam, justru kesimpulan tersebut tidak seimbang.
Penyangkalan urgensi tersebut bisa dimulai dari perbandingan umur kedua pemain. Evra yang sudah berkepala tiga, mampu bermain di level tertinggi sepak bola. Melakoni 34/38 pertandingan Liga Inggris, bermain pada ajang Piala FA, plus bermain di level tertinggi Eropa, Liga Champions, menjadikan Evra jauh lebih berpengalaman dibandingkan Baines.
Selanjutnya perbandingan dalam permainan pun sebenarnya tidak berbeda jauh. Memang secara angka Baines lebih baik dari berbagai segi, namun itu pun juga tidak terlalu signifikan. Contohnya torehan gol kedua pemain hanya terpaut 1 gol, Baines 5 gol sedangkan Evra 4 gol.
Dari segi kretifitas dalam menyerang, successful dribble kedua pemain pun lagi-lagi tak jauh berbeda. Baines dengan total 30 dari 60 percobaan, sedangkan Evra memperoleh total 28 dari 61 percobaan.
Kesimpulannya, indeks performa kedua pemain tidak terpaut terlalu jauh, 19.7 dan 17.3, untuk Baines dan Evra.
Jika anda memiliki naluri jongos bola, perbandingan statistik ini mengantarkan anda pada hasil Baines > Evra. Dan mengambil kesimpulan bahwa urgensi mendatangkan Baines adalah tepat. Namun jika diteliti lebih dalam, justru kesimpulan tersebut tidak seimbang.
Penyangkalan urgensi tersebut bisa dimulai dari perbandingan umur kedua pemain. Evra yang sudah berkepala tiga, mampu bermain di level tertinggi sepak bola. Melakoni 34/38 pertandingan Liga Inggris, bermain pada ajang Piala FA, plus bermain di level tertinggi Eropa, Liga Champions, menjadikan Evra jauh lebih berpengalaman dibandingkan Baines.
Selanjutnya perbandingan dalam permainan pun sebenarnya tidak berbeda jauh. Memang secara angka Baines lebih baik dari berbagai segi, namun itu pun juga tidak terlalu signifikan. Contohnya torehan gol kedua pemain hanya terpaut 1 gol, Baines 5 gol sedangkan Evra 4 gol.
Dari segi kretifitas dalam menyerang, successful dribble kedua pemain pun lagi-lagi tak jauh berbeda. Baines dengan total 30 dari 60 percobaan, sedangkan Evra memperoleh total 28 dari 61 percobaan.
Kesimpulannya, indeks performa kedua pemain tidak terpaut terlalu jauh, 19.7 dan 17.3, untuk Baines dan Evra.
Penyangkalan
yang terakhir mungkin adalah faktor Alexander Buttner. Pemain yang di datangkan
dari Vitesse tersebut memang diprospek sebagai pelapis Patrice Evra sebagai full
back. Walau hanya bermain sebanyak 4 pertandingan di Liga, rapot
Buttner sebenarnya tidak jelek-jelek amat. Menorehkan 1 assist dan
mencetak 2 gol adalah pembuktian Buttner yang tidak ingin menjadi benchwarmer
the red devils.
Mempertahankan Evra dan sering mempercayai Buttner di pertandingan-pertandingan besar, akan membuat kaderisasi di United berlanjut. Namun, Moyes is the Manchester United boss now. Ia akan membuat beberapa keputusan yang mungkin belum pernah dirasakan oleh pendukung Manchester United di era Sir Alex.
Welcome, Moyes. It’s your turn now.
Mempertahankan Evra dan sering mempercayai Buttner di pertandingan-pertandingan besar, akan membuat kaderisasi di United berlanjut. Namun, Moyes is the Manchester United boss now. Ia akan membuat beberapa keputusan yang mungkin belum pernah dirasakan oleh pendukung Manchester United di era Sir Alex.
Welcome, Moyes. It’s your turn now.
0 comments