Gerakan Hijau

May 06, 2013


Liga Inggris sudah memasuki akhir musim. Manchester United yang sudah saya prediksi dari awal tahun akan juara di bulan April membuat perebutan trofi Liga Inggris harus berakhir tanpa adegan dramatis. EPL harus berterimakasih kepada Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspurs dan Everton, karena masih mempertontonkan sengitnya perebutan zona Liga Champions.

Di samping itu, Liga Inggris juga sudah memastikan 2 tim yang harus terdegradasi ke Championship, yaitu Reading dan Queens Park Rangers. Beberapa tim masih harus berjuang untuk terhindar dari satu tepat yang tersisa di zona degradasi, diantaranya, Wigan, Sunderland, Newcastle United, Norwich, Southampton, Aston Villa, Fulham dan Stoke City. Secara matematis, tim-tim tersebut masih bepeluang untuk turun ke kasta kedua Liga Inggris.

Championship adalah tempat pembuangan bagi klub – klub yang sudah “tak layak” berada di Premier League. Layaknya barang – barang yang akan kita buang perharinya, kita harus pandai – pandai memisahkan barang – barang yang bisa didaur ulang, sebagai bagian dari gerakan hijau. Begitu pula di klub – klub yang akan terdegradasi, ada beberapa pemain yang layak “didaur ulang” agar talentanya tak semata terpakai di liga kelas 2. Klub – klub promosi seperti Cardiff City dan Hull City, dan bahkan klub – klub di The Big Four sekalipun bisa mulai bernegosiasi untuk mendapatkan pemain – pemain berikut ini:

Julio Cesar
Walau bermain di tim yang menghuni dasar klasemen, Julio Cesar masih sering dipercaya sebagai kiper nomer satu Brazil. Torehan 6 clean sheets yang dipegang Cesar terbilang unik untuk tim yang menghuni dasar klasemen.

Adel Taarabt
Ia adalah aktor penting yang memberikan kemenangan pertama untuk QPR di musim ini. Dua gol yang ia cetak ketika melawan Fulham dan total 30 pertandingan yang sudah dijalaninya, bisa menjadi acuan ketergantungan QPR terhadap dirinya. Selain torehan 5 gol dimusim ini, skill individunya yang mumpuni dapat menjadi tontonan menarik.

Loic Remy
Didatangkan pada transfer window di awal tahun dengan mahar 10 juta euro, kedatangan Remy ke Loftus Road terbilang terlambat. Walau hanya bermain 12 pertandingan, total 5 gol dan dua kemenangan sudah dipersembahkan Remy untuk The Hoops. Agresifitas Remy di lini depan QPR terbilang sering merepotkan pertahanan lawan.

Adam Le Fondre
Nama yang mengingatkan saya dengan spaghetti ini, selalu muncul di scoreboard EPL. 10 gol di cetak Le Fondre untuk tim yang baru saja promosi musim lalu ini terbilang luar biasa. Dengan usia yang masih 26 tahun, bukan tidak mungkin permainan Le Fondre bisa lebih lezat di EPL musim depan.

Arouna Kone
Pemain berkebangsaan Pantai Gading ini, juga memulai karir di Liga Inggris dengan cukup impresif. Didatangkan dari Sevilla, Kone sudah mengemas 11 gol untuk Latics. Akselerasi dan tembakan jarak jauhnya yang mematikan, bisa menjadi nilai plus bagi tim yang ingin membajaknya.

Simon Mignolet
Nama yang santer dikaitkan dengan Manchester United untuk menggantikan David De Gea ini, memang selalu menjadi penyelamat The Black Cats dikala genting. Reflek dan keberaniannya dalam duel one on one, membuat dirinya berhasil mengemas 11 clean sheets sejauh ini.

Steven Fletcher
Jika Sunderland sampai terlempar ke zona degradasi, Fletcher akan menjadi pemain yang paling dicari karena ia memiliki postur tubuh yang tinggi, skillspeedheading dan shooting yang bagus. Sebelas gol yang sudah dicetak Fletcher semenjak awal musim terhenti di akhir Maret lalu, karena ia menderita cedera parah hingga divonis absen hingga akhir musim ini.

Stephan Sessegnon
Menutupi absennya Fletcher, Sessegnon bak penyelamat untuk pasukan Di Canio ini. Bermodalkan akselerasi dan body balance yang baik, Sessegnon menjadi idola baru untuk publik Stadium of Light. Tujuh gol yang dilesakkannya, terbilang luar biasa untuk pemain berposisi pemain tengah.

Adam Johnson
Terdepak dari squad Manchester City, Johnson mencoba peruntungannya di Sunderland. Tak jauh berbeda ketika di City, Johnson yang bermain sebagai inverted-wing, juga membawa angin segar bagi permainan Sunderland. Roy Hodgson pun kadang memanggil Johnson untuk dijadikan alternatif sayap, yang juga kerap malakukan trackback ketika timnya diserang.

Yohan Cabaye
Dari 12 pertandingan Newcastle United tanpa Cabaye, mereka hanya berhasil membawa 2 kemenangan. Sudah jelas peran sentral Cabaye untuk Newcastle yang juga menyumbang 6 gol untuk The Magpies. Cedera yang membuat Cabaye harus menepi lama dari akhir tahun lalu pun, tidak membuat performa Cabaye menurun sekarang.

Ricki Lambert
Sudah seperti pinang dibelah dua, Southampton kini identik dengan Lambert di setiap pertandingannya. Kontribusi Lambert untuk Saints, sudah terbilang signifikan. Sama seperti Le Fondre, 14 gol juga dicetak Lambert di musim pertamanya di Liga Inggris.

Ryan Shawcross
Pemain yang memulai karir profesionalnya bersama Manchester United ini, bermain sangat brilian musim ini. Dimainkan sebagai central defender, Shawcross mampu mengatur lini pertahanan The Potters dengan baik. Tugas skipper yang diemban Shawcross, juga mempengaruhi kedewasaannya dalam bermain. Shawcross pun mulai menunjukan tanda-tanda untuk menjadi salah satu bek Inggris masa depan setelah Roy Hodgson sempat memanggilnya untuk membela Inggris.

Dimitar Berbatov
Kepindahanya dari Manchester United ke Fulham disiyalir akan membuat performa Berba menurun. Namun Berba menjawab semua keraguan itu dengan mengoleksi 13 gol di EPL. Tipe permainan yang terlihat lambat, justru membuat pertahanan lawan kerap terkecoh. Membangun pernyerangan dari lini kedua, sering di perlihatkan Berba di musim ini yang menjadikannya lebih terlibat di permainan Fulham.

Saya akan menikmati transfer window nanti dan menyaksikan siapa – siapa saja yang akan “didaur ulang”.

You Might Also Like

0 comments