A Game to Remember

May 27, 2013


Iya, ini bukan el clasico. Ini bukan derby London atau pun della capitale. Ini Der Klassiker. Final Liga Champions antara Borussia Dortmund melawan Bayern Munchen, dimana dua tim asal Jerman saling berhadapan di stadion kebanggaan Inggris, Wembley. Banyak pihak yang skeptis dan menyatakan bahwa laga final ini akan berjalan membosankan. Namun sungguh merugi orang yang melewatkan pertandingan ini. Karena pertandingan tadi malam adalah salah satu pertandingan final sepak bola terbaik.

Ini dia beberapa alasan Der Klassiker Wembley salah satu final terbaik menurut saya:

Good Half-Time
Lazimnya sebuah pertandingan final, kedua tim akan bermain tertutup dan saling mendeteksi cara bermain lawan, setidaknya di babak pertama. Namun ini tidak berlaku untuk Munchen maupun Dortmund. Faktor seringnya mereka bertemu di liga ataupun Piala Jerman, membuat kedua tim sudah mengenal satu sama lain.

Pressing yang di lakukan Dormund di menit-menit awal, membuat Munchen kerap kehilangan bola. Berbeda dengan saat melawan Barcelona, yang juga melakukan pressing ketika melawan Munchen, kali ini transisi untuk keluar dari tekanan Dortmund,  tidak berhasil Munchen lakukan. Ini yang membuat Dortmund berhasil mengendalikan permainan di 15 menit awal babak pertama.

Akan tetapi memasuki menit 30, Munchen berhasil menekan balik. Beberapa kali terlihat Robben memiliki peluang mencetak gol, ketika berhadapan satu lawan satu dengan Weidenfeller. Walau tidak terjadi gol di babak pertama, tapi shots on target yang dihasilkan Blaszczykowski, Lewandowski, Reus, Mandzukic dan Robben, cukup menghibur kita sebagai pendukung karbitan.

Good Saves
Aksi-aksi penyelamatan yang indah diperagakan kedua kiper mereka yaitu, Manuel Neuer dan Roman Weidenfeller. Di babak pertama, Neuer lebih banyak bekerja keras dan melakukan penyelamatan-penyelamatan gemilang. Di antaranya tendangan Lewandowski dari luar kotak penalti. Selanjutnya, di menit 19 ketika Neuer berhadapan dengan Reus yang melepaskan tendangan kaki kiri yang keras, dan berhasil ia tepis.

Weidenfeller juga tak kalah gemilangnya. Selain finger tip yang ia lakukan terhadap sundulan Mandzukic, penyelamatan gemilang Weidenfeller dilanjutkan dengan menggagalkan tendangan Robben dengan wajahnya. Beruntung kah?! Tidak masalah. Karena keberuntungan adalah sebagian dari skill. Tiga kali ia berhadapan satu lawan satu dengan Robben dan ia berhasil menggagalkan usaha Robben.

Good Strategies
Kejeniusan kedua pelatih terlihat di laga final tersebut. Namun menurut saya, Jupp Heynkes terlihat sedikit lebih jenius dibanding Jurgen Klopp tadi malam. Formasi 4-2-3-1 yang ia mainkan adalah skema standar permainan Munchen di musim ini. Namun penempatan pemain yang berbeda ia lakukan di awal babak pertama.

Muller yang normalnya diplot sebagai second striker di belakang Mandzukic, kali ini menempati flanksebelah kanan yang biasa dimainkan oleh Robben. Inverted wings yang sudah kita tunggu di pertandingan tersebut, akhirnya tidak terlihat. Free role yang dimainkan Robben di belakang Mandzukic, seakan membuat shock Klopp yang sudah siap mengantisipasi inverted wings ala Munchen.

Sedangkan Klopp, yang percaya akan permainan yang mengharuskan pemain memiliki total lari paling banyak untuk mengontrol pertandingan, memainkan pressing game di awal pertandingan. Menempatkan Reus di belakang Lewandowski dan mengganti posisi Blaszczykowski di posisi kanan, juga menjadi pilihan strategi dari Klopp. Sayang backup player Dortmund, Grosskreutz, yang menggantikan Gotze yang absen, tidak banyak terlibat di pertandingan ini.

Good Timing
Selain ketepatan waktu Subotic menyapu umpan Muller ke Robben di mulut gawang, ketepatan waktu gol pun membuat pertandingan ini menjadi hidup. Doa para penonton karbitan usai babak pertama yang menginginkan gol, akhirnya terkabul. Gol pun akhirnya lahir dari kaki Madzukic di menit 60. Artinya apa?! Masih ada 30 menit untuk Dortmund mengejar dan menekan Munchen yang menjadikan pertandingan lebih menarik.

Ekspektasi itupun akhirnya terjadi, hanya berjarak 8 menit, Dortmund berhasil memperkecil keadaan lewat penalti Gundogan. Iya menit 68. Artinya apa?! Kita masih akan disajikan hal menarik kurang lebih 20 menit sebelum babak kedua berakhir.

Dan akhirnya, waktu yang paling tepat pun datang. Gol Robben di menit 89 membuat Munchen unggul. Iya, menit 89. Dan itu artinya apa?! Pertandingan selesai. What a good timing!

Ah, what a good game! It's definitely a game to remember.

Glückwünsche.

You Might Also Like

0 comments