Ada Apa di Gudang Peluru
April 16, 2013
Terbayangkah
jika Arsenal harus benar-benar terlempar dari posisi empat besar? Masih setia
kah anda, para gooners dan khususnya newbie gooners, untuk
mendukung Arsenal di kompetisi level dua, yaitu Europa League? Bagaimana jika
Arsene Wenger menunjukan sisi gentleman-nya dengan mengundurkan
diri di akhir musim ini? Siapa lagi yang akan dijual Arsenal untuk menambah
pemasukan musim ini?
Sepanjang babak pertama di pertandingan Arsenal vs Norwich kemarin, hingga akhirnya pada menit ke-57, Michael Turner mencetak gol untuk keunggulan Norwich City, membuat pertanyaan-pertanyaan tadi semakin sering bolak - balik di benak orang-orang, khususnya saya sendiri. Namun lagi-lagi kecerdikan Arsene Wenger mengubah taktik untuk merespon gol tersebut berbuah hasil. Masuknya Podolski dan supersub Oxlade-Chamberlain mampu melenyapkan pertanyaan-pertanyaan yang sempat terlintas.
Comeback di 7 menit terakhir pertandingan dengan mencetak 3 gol menunjukkan karakter yang kuat dari sebuah tim. Dengan penguasaan bola 68% berbanding 32%, jelas menunjukan Arsenal menguasai setiap lini, khususnya lini tengah. Torehan 616 passes yang sekaligus membuat Mikel Arteta menjadi pemain dengan the most passes in the game, 102 passes, ditambah Ramsey dengan 79 completed passes menunjukkan dominasi Arsenal pada lini kedua tersebut.
Dengan hasil tersebut, Arsenal bukan hanya mengalahkan Norwich, tetapi untuk sementara juga menggeser Chelsea dan mendepak Tottenham Hotspur dari zona Liga Champions. Namun, Arsenal masih berpeluang untuk kembali digeser oleh Chelsea yang baru menjalankan 31 pertandingan, karena Arsenal sudah melakoni 32 pertandingan atau sama dengan jumlah pertandingan Tottenham Hotspur.
Melihat materi pemain Arsenal, sebenarnya peluang the gunners untuk tetap berada di posisi empat besar seperti biasanya tak perlu diragukan. Datangnya nama-nama beken seperti Podolski, Cazorla dan juga Giroud di awal musim, membuat harapan untuk para gooners selangit dan berharap “kemarau berkepanjangan” mereka berhenti di tahun 2013 ini. Namun sayang satu persatu kejuaran lokal ataupun eropa lenyap dari genggaman Arteta, dkk.
Untuk tim yang menduduki 4 besar, Arsenal merupakan tim yang paling banyak kemasukan gol. Mancheseter City merupakan tim yang paling sedikit kebobolan dengan 27 gol diikuti Manchester United dan Chelsea dengan 33 gol, dan terakhir Arsenal dengan 35 gol. Sektor pertahanan Arsenal adalah suatu permasalahan nyata di musim ini.
Wojciech Szczesny sebagai panjaga gawang Arsenal sebenarnya bermain baik pada musim ini. Sejauh ini torehan 79 penyelamatan dari 19 penampilan sudah dibuat pemain berkebangsaan Polandia tersebut. Di jantung pertahanan, Wenger mempercayai duet Per Mertesacker dan Thomas Vermaelen. Per yang melakoni 28 pertandingan dan Vermaelan dengan 26 penampilan di liga, seolah menggambarkan keinginan Wenger untuk tidak melakukan rotasi di posisi tersebut. Total clearances Per sebanyak 38 kali dan Vermaelan dengan 27 clearances cukup menjadi bukti kelugasan dua anak emas “Le Proffeseur”.
Hanya saja, titik lemah Arsenal musim ini berada di dua fullback mereka. Rentan cederanya Jenkinson dan Sagna di musim ini, membuat konsistensi pertahanan Arsenal khususnya area kanan tidak memuaskan. Sedangkan di posisi kiri, Arsenal kerap mengalami pergantian pemain. Diawali oleh Andre Santos yang mengisi pos tersebut, sebelum akhirnya di bully oleh para gonners yang menjadikan dirinya harus di depak pulang ke kampungnya, Brazil. Kemudian, Gibbs yang juga rentan cedera, membuat skema pertahanan Arsenal tidak stabil. Kadang Vermaelen dipaksa berperan sebagai bek kiri dan Koscielny bermain di jantung pertahanan. Pergantian pemain yang terus menerus di sisi kiri mungkin akhirnya membuat Wenger gerah sendiri dan terpaksa membuka brankas hasil penjualannya untuk mendatangkan kembaran Peter Crouch, Nacho Monreal dari Malaga.
Di lini tengah sesungguhnya Wenger memiliki banyak pilihan. Dengan double pivot yang diisi Arteta dan Wilshere di awal musim di tambah Santi Cazorla yang berdiri di depan kedua pemain tersebut, membuat lini tengah Arsenal selalu dominan dengan operan-operan pendek antara ketiga pemain tersebut. Arteta ditugaskan sebagai ball passer yang selama ini menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Saat Wilshere dibekap cedera, Ramsey mengambil alih posisinya tersebut. Beruntung Ramsey memiliki gaya permainan yang kurang lebih sama dengan Wilshere, hanya saja Wilshere masih sedikit lebih baik karena ia memilki akselerasi yang lebih baik dan naluri menyerang yang tinggi, membuat lini tengah Arsenal lebih hidup jika Wilshere bermain.
Cazorla mungkin menjadi pembelian yang paling berhasil untuk Arsenal di musim ini. Torehan 12 gol di Liga Inggris menempatkannya sebagai top scorer klub adalah bukti penampilan impresif dari dirinya. Tak hanya piawai mencetak gol, 9 assists diciptakan pemain mungil asal Spanyol ini untuk Arsenal.
Di posisi flank, Podolski bermain di kiri sedangkan Walcott di sayap kanan. Insting menyerang yang tinggi dari kedua flank ini, menjadi alternatif Arsenal melakukan serangan dari posisi tersebut. Podolski yang rajin melakukan track-back, membuat kelabilan pertahanan Arsenal di sektor kiri bisa di redam olehnya. Sebaliknya di posisi kanan, Walcott yang malas untuk membantu pertahanan kerap menjadi boomerang untuk tim. Mungkin ini juga yang menjadikan alasan Wenger sempat menjadikan Walcott penyerang tengah, selain karena ia memiliki naluri mencetak gol yang tinggi.
Di posisi depan Oliver Giroud yang sempat mandul di awal musim, mulai nyetel dengan gaya permainan Liga Inggris. Mantan penyerang Montpellier ini, memiliki penempatan posisi yang baik dan reflek yang cepat ketika menerima bola-bola rebound dari lini kedua. Dengan total 17 gol di musim pertamanya, bukan tidak mungkin Giroud akan lebih ganas di musim berikutnya.
Konsistensi dan adapatasi pemain-pemain baru dan selalu terjadinya rotasi pemain, khususnya lini pertahanan, membuat Arsenal kerap kehilangan poin di pertandingan-pertandingan kecil. Tersingkirnya Arsenal di Piala Liga dan Piala FA oleh the B teams, Bradford City dan Blackburn Rovers, adalah bukti hilangnya konsentrasi Arsenal ketika menghadapi tim kelas bawah. Memang tipis harapan, tetapi semoga masuknya Arsenal di empat besar nanti membuat manajemen Arsenal serius mendatangkan satu atau dua pemain bintang lagi untuk menambah kekuatan di musim depan. Namun, sudah cukup rasanya dengan materi yang mempuni dan depth squad yang di miliki Arsenal untuk menghadapi musim depan. Asalkan Arsenal tidak lagi membiarkan peluru – peluru dari gudang mereka diambil untuk balik menyerang penjaga gudang, semata demi mengisi brankas mereka.
Sepanjang babak pertama di pertandingan Arsenal vs Norwich kemarin, hingga akhirnya pada menit ke-57, Michael Turner mencetak gol untuk keunggulan Norwich City, membuat pertanyaan-pertanyaan tadi semakin sering bolak - balik di benak orang-orang, khususnya saya sendiri. Namun lagi-lagi kecerdikan Arsene Wenger mengubah taktik untuk merespon gol tersebut berbuah hasil. Masuknya Podolski dan supersub Oxlade-Chamberlain mampu melenyapkan pertanyaan-pertanyaan yang sempat terlintas.
Comeback di 7 menit terakhir pertandingan dengan mencetak 3 gol menunjukkan karakter yang kuat dari sebuah tim. Dengan penguasaan bola 68% berbanding 32%, jelas menunjukan Arsenal menguasai setiap lini, khususnya lini tengah. Torehan 616 passes yang sekaligus membuat Mikel Arteta menjadi pemain dengan the most passes in the game, 102 passes, ditambah Ramsey dengan 79 completed passes menunjukkan dominasi Arsenal pada lini kedua tersebut.
Dengan hasil tersebut, Arsenal bukan hanya mengalahkan Norwich, tetapi untuk sementara juga menggeser Chelsea dan mendepak Tottenham Hotspur dari zona Liga Champions. Namun, Arsenal masih berpeluang untuk kembali digeser oleh Chelsea yang baru menjalankan 31 pertandingan, karena Arsenal sudah melakoni 32 pertandingan atau sama dengan jumlah pertandingan Tottenham Hotspur.
Melihat materi pemain Arsenal, sebenarnya peluang the gunners untuk tetap berada di posisi empat besar seperti biasanya tak perlu diragukan. Datangnya nama-nama beken seperti Podolski, Cazorla dan juga Giroud di awal musim, membuat harapan untuk para gooners selangit dan berharap “kemarau berkepanjangan” mereka berhenti di tahun 2013 ini. Namun sayang satu persatu kejuaran lokal ataupun eropa lenyap dari genggaman Arteta, dkk.
Untuk tim yang menduduki 4 besar, Arsenal merupakan tim yang paling banyak kemasukan gol. Mancheseter City merupakan tim yang paling sedikit kebobolan dengan 27 gol diikuti Manchester United dan Chelsea dengan 33 gol, dan terakhir Arsenal dengan 35 gol. Sektor pertahanan Arsenal adalah suatu permasalahan nyata di musim ini.
Wojciech Szczesny sebagai panjaga gawang Arsenal sebenarnya bermain baik pada musim ini. Sejauh ini torehan 79 penyelamatan dari 19 penampilan sudah dibuat pemain berkebangsaan Polandia tersebut. Di jantung pertahanan, Wenger mempercayai duet Per Mertesacker dan Thomas Vermaelen. Per yang melakoni 28 pertandingan dan Vermaelan dengan 26 penampilan di liga, seolah menggambarkan keinginan Wenger untuk tidak melakukan rotasi di posisi tersebut. Total clearances Per sebanyak 38 kali dan Vermaelan dengan 27 clearances cukup menjadi bukti kelugasan dua anak emas “Le Proffeseur”.
Hanya saja, titik lemah Arsenal musim ini berada di dua fullback mereka. Rentan cederanya Jenkinson dan Sagna di musim ini, membuat konsistensi pertahanan Arsenal khususnya area kanan tidak memuaskan. Sedangkan di posisi kiri, Arsenal kerap mengalami pergantian pemain. Diawali oleh Andre Santos yang mengisi pos tersebut, sebelum akhirnya di bully oleh para gonners yang menjadikan dirinya harus di depak pulang ke kampungnya, Brazil. Kemudian, Gibbs yang juga rentan cedera, membuat skema pertahanan Arsenal tidak stabil. Kadang Vermaelen dipaksa berperan sebagai bek kiri dan Koscielny bermain di jantung pertahanan. Pergantian pemain yang terus menerus di sisi kiri mungkin akhirnya membuat Wenger gerah sendiri dan terpaksa membuka brankas hasil penjualannya untuk mendatangkan kembaran Peter Crouch, Nacho Monreal dari Malaga.
Di lini tengah sesungguhnya Wenger memiliki banyak pilihan. Dengan double pivot yang diisi Arteta dan Wilshere di awal musim di tambah Santi Cazorla yang berdiri di depan kedua pemain tersebut, membuat lini tengah Arsenal selalu dominan dengan operan-operan pendek antara ketiga pemain tersebut. Arteta ditugaskan sebagai ball passer yang selama ini menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Saat Wilshere dibekap cedera, Ramsey mengambil alih posisinya tersebut. Beruntung Ramsey memiliki gaya permainan yang kurang lebih sama dengan Wilshere, hanya saja Wilshere masih sedikit lebih baik karena ia memilki akselerasi yang lebih baik dan naluri menyerang yang tinggi, membuat lini tengah Arsenal lebih hidup jika Wilshere bermain.
Cazorla mungkin menjadi pembelian yang paling berhasil untuk Arsenal di musim ini. Torehan 12 gol di Liga Inggris menempatkannya sebagai top scorer klub adalah bukti penampilan impresif dari dirinya. Tak hanya piawai mencetak gol, 9 assists diciptakan pemain mungil asal Spanyol ini untuk Arsenal.
Di posisi flank, Podolski bermain di kiri sedangkan Walcott di sayap kanan. Insting menyerang yang tinggi dari kedua flank ini, menjadi alternatif Arsenal melakukan serangan dari posisi tersebut. Podolski yang rajin melakukan track-back, membuat kelabilan pertahanan Arsenal di sektor kiri bisa di redam olehnya. Sebaliknya di posisi kanan, Walcott yang malas untuk membantu pertahanan kerap menjadi boomerang untuk tim. Mungkin ini juga yang menjadikan alasan Wenger sempat menjadikan Walcott penyerang tengah, selain karena ia memiliki naluri mencetak gol yang tinggi.
Di posisi depan Oliver Giroud yang sempat mandul di awal musim, mulai nyetel dengan gaya permainan Liga Inggris. Mantan penyerang Montpellier ini, memiliki penempatan posisi yang baik dan reflek yang cepat ketika menerima bola-bola rebound dari lini kedua. Dengan total 17 gol di musim pertamanya, bukan tidak mungkin Giroud akan lebih ganas di musim berikutnya.
Konsistensi dan adapatasi pemain-pemain baru dan selalu terjadinya rotasi pemain, khususnya lini pertahanan, membuat Arsenal kerap kehilangan poin di pertandingan-pertandingan kecil. Tersingkirnya Arsenal di Piala Liga dan Piala FA oleh the B teams, Bradford City dan Blackburn Rovers, adalah bukti hilangnya konsentrasi Arsenal ketika menghadapi tim kelas bawah. Memang tipis harapan, tetapi semoga masuknya Arsenal di empat besar nanti membuat manajemen Arsenal serius mendatangkan satu atau dua pemain bintang lagi untuk menambah kekuatan di musim depan. Namun, sudah cukup rasanya dengan materi yang mempuni dan depth squad yang di miliki Arsenal untuk menghadapi musim depan. Asalkan Arsenal tidak lagi membiarkan peluru – peluru dari gudang mereka diambil untuk balik menyerang penjaga gudang, semata demi mengisi brankas mereka.
0 comments