It’s Time To Ride With The (RED) Devils

March 04, 2013


Adu strategi antara dua pelatih terbaik di dunia yaitu Sir Alex Ferguson dan Jose Mourinho sudah dimulai sejak minggu lalu. Fergie dan Mou mengistirahatkan beberapa pemain terbaiknya dalam laga terakhir mereka sebelum keduanya berhadapan. Robin Van Persie, pemilik 23 gol bersama United ini, hanya dimainkan selama 66 menit pada pertandingan melawan Norwich, yang dimenangkan oleh United 4-0. Di samping itu, Rio Ferdinand dan Rafael juga tidak dilibatkan pada pertandingan melawan Norwich. Sementara di kubu Madrid, Mourinho hanya memainkan Christiano Ronaldo dan Sami Khedira kurang lebih 35 menit ketika melawan Barcelona akhir pekan lalu. Mesut Ozil dan Alonso pun tidak di turunkan Mou pada pertandingan tersebut.

Skema 4-3-2-1 yang di mainkan kedua tim pada leg I, akan tersaji kembali di leg ke-II nantinya. Pertarungan lini per lini kedua tim menarik untuk kita bedah.

Van Persie jelas akan kembali di plot sebagai goal-getter untuk United. Meski tidak mencetak gol pada leg pertama, Van Persie terlihat memiliki beberapa peluang yang sayangnya tidak dapat dikonversi menjadi gol. Tugas menjaga jantung pertahanan Madrid tentunya akan di bebankan kepada Varane dan Ramos. Tidak memberikan sedikit pun ruang untuk RVP di daerah pertahan Madrid adalah kewajiban. Dengan naluri mencetak gol yang tinggi dan pergerakan tanpa bola yang mematikan milik RVP, sedikit saja ruang tersedia akan menjadi “santapan” untuk RVP mencetak gol. Menghadapi Varane yang kuat di duel udara dan Ramos yang cepat menutup pergerakan lawan di area kotak penalti, RVP membutuhkan mobilitas yang tinggi dalam pertandingan nanti. Artinya RVP harus terus keluar dari kotak penalti untuk menjemput bola dan setidaknya menarik salah satu dari dua bek tengah Madrid sehingga memberikan celah terbuka untuk United.

Berbeda dengan United yang memiliki goal-getter yang mematikan, Real Madrid dihadapakan dengan masalah di posisi tersebut. Benzema dan Higuain yang bergantian mengisi posisi ini, sejauh ini, tidak memberikan kontribusi nyata untuk tim. Higuain dan Benzema sejatinya memiliki penempatan posisi yang baik dalam urusan mencetak gol, namun belakangan ini, naluri mereka seakan lenyap dari peradaban sepak bola. Hal ini jelas memudahkan pekerjaan bek-bek tengah United yang diisi oleh Vidic, Ferdinand, Evans ataupun Smalling di jantung pertahanan United. Clean sheet di dua pertandingan terakhir United, mengindikasikan keseriusan SAF membenahi lini pertahanan United yang menjadi masalah utama di awal musim. Namun demikian bukan berarti Vidic dkk. bisa mengabaikan Higuain dan Benzema yang akan mengisi posisi tersebut. Apalagi nama terakhir, membuktikan dirinya dengan merobek jala gawang Barcelona pekan lalu.

Di posisi sayap, United menempatkan Welbeck di kiri dan Rooney di kanan. Mereka akan berhadapan dengan Arbeloa dan Coentrao, full-back Madrid. Welbeck yang memiliki kecepatan akan menjadi ancaman serius bagi Arbeloa, apalagi Arbeloa sering terlambat menutup pergerakan one-two passes lawan, yang kerap di peragakan oleh Welbeck. Posisi Welbeck juga dapat diisi oleh Young atau Nani, yang juga memiliki kecepatan lebih baik dibanding Arbeloa. Ketika United memainkan Young atau Nani sebagai inverted wing, Arbeloa harus siap untuk terus menutup crosses matang dari kedua pemain ini.

Sedangkan Rooney yang bermain di sayap kanan pada leg I, tidak  banyak berbuat apa – apa di posisi tersebut. Mobilitas Rooney yang tinggi membuatnya kerap meninggalkan posisi sebenarnya, yaitu sayap kanan. Tidak banyaknya duel antara Coentrao dan Rooney juga menunjukan out-position yang di lakukan Rooney. Hal ini membuat Coentrao berhasil naik meninggalkan posnya untuk membantu penyerangan. Akan berbeda jika posisi Rooney ini dimainkan oleh Valencia atau Nani. Coentrao akan berhati-hati untuk tidak meninggalkan posnya dan membiarkan Valencia atau Nani memanfaatkan ruang yang di tinggalkan olehnya. 

Sedangkan posisi sayap Madrid, yang memainkan inverted wing Ronaldo dan Di Maria siap kembali menjadi ancaman serius bagi Evra dan Rafael. Drive ke jantung pertahanan dan umpan akurat dari kedua pemain tersebut menjadi andalan bagi Madrid. Akselerasi, akurasi, dan intuisi yang dimiliki Ronaldo saat menyisir pertahanan lawan dari sisi kiri menjadikan dirinya top scorer Liga Champions dengan 7 gol dalam 7 pertandingan. Kedisiplinan dan konsentrasi tinggi sangat diperlukan oleh Rafael untuk membuat Ronaldo frustasi. Di sisi lain, Di Maria akan berhadapan dengan Evra di sayap kanan. Tidak berbeda jauh dengan Ronaldo, Di Maria memiliki kecepatan dan umpan yang akurat sebagai winger. Terbukti umpan akuratnya ketika Ronaldo berhasil menceploskan bola ke gawang United di duel pertama.

Lini tengah United yang diisi oleh Carrick, Jones dan Kagawa akan berhadapan dengan Alonso, Khedira dan juga Ozil. Kagawa berhasil mencetak hattrick pada pertandingan melawan Norwich, yang menunjukkan efektifitas dan kematangannnya di posisi attacking-midfielder. Kagawa, yang menjadi fool-runner atau decoy, mahir mencari posisi dan membuka pertahanan lawan. Tugas Khediralah untuk menutup pergerakan dan kreatifitas Kagawa di lini tengah dan merebut bola untuk Madrid.

Jika United memiliki Kagawa, maka Madrid pun memiliki Ozil, yang memiliki tingkat kreatifitas tinggi dalam permainan. Torehan 3 assists di ajang Liga Champions adalah indikator kekreatifan Ozil. Umpan terobosan yang akurat dan visi bermain yang mumpuni, membuat Ozil berbahaya jika diberi ruang untuk melepaskan umpan-umpan tersebut. Jones yang di plot sebagai destroyer permainan lawan, harus bisa menutup celah pertahanan United saat Ozil sedang memegang bola.

Sedangkan Carrick, yang di plot menjadi deep-lying midfileder, akan memberikan kontribusi dengan umpan terobosan dan long-passes andalannya. Mendikte permainan dan mengatur tempo pertandingan adalah tugas seorang Micheal Carrick. Berdirinya Carrick di antara dua lini, yaitu penyerangan dan pertahanan, membuat dirinya banyak terlibat dalam permainan. Madrid memiliki Alonso di posisi tersebut. Akan ada kompetisi tersendiri untuk menjadi yang terbaik di posisi ini, karena Carrick dan Alonso memilki tipe permainan yang sama.

Dengan head-to-head yang sudah saya bahas, peluang kedua tim untuk lolos ke babak berikutnya tetap 50-50. Namun, menurut catatan Opta, Madrid 11 kali tersingkir di babak knock-out dari 12 laga leg pertama di kandang, yang dimainkannya tanpa kemanangan. Sedangkan United mampu lolos 17 kali dari 19 pertandingan di fase tersebut. Seperti yang dikatakan proklamator kita, Ir.Soekarno, JAS MERAH! Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Percayalah, sejarah akan terus terulang. It’s time for Madrid to ride with the (RED) devils.

You Might Also Like

0 comments