Liverpool yang Kian Sexy

February 26, 2013


Brendan Rodgers adalah sutradara yang berhasil mempertontonkan sepak bola yang indah untuk Liverpool di musim ini. Sebelum menjadi pelatih Liverpool, tidak banyak yang mengetahui sosok pelatih berumur 40 tahun ini. Akan tetapi di dunia kepelatihan, Rodgers adalah salah satu sosok yang dianggap jenius. Ini terbukti pada tahun 2004, Jose Mourinho, yang kala itu menangani Chelsea, mengundang dan menjadikan Brendan Youth Head Coach untuk tim Chelsea. Ia kemudian diangkat menjadi pelatih tim reserve 2 tahun kemudian. Setelah dua tahun, akhirnya Rodgers memilih untuk melanjutkan karir kepelatihan dengan menukangi Watford.
Tak hanya Mou yang tertarik dengan Rodgers, Mancini pun sempat menawari Rodgers untuk menjadi staf pelatih di Manchester City, namun ia lebih memilih menjadi managerSwansea City. Sejarah pun diciptakan Rodgers dengan membawa Swansea City, tim asal Wales, untuk bermain di Liga Inggris untuk pertama kalinya! Dan ia pun melanjutkan performa impresifnya di Liga Inggris dengan menduduki peringkat ke-11 di musim lalu. Cukup berhasil untuk ukuran tim yang baru promosi. Pelatih yang sempat pensiun dini sebagai pemain karena masalah genetik pada lututnya itu, akhirnya berlabuh di Anfield menggantikan Kenny Dalglish pada musim panas lalu.
Mengawali musim dengan krisis pemain, terutama di lini depan setelah hengkangnya Andy Carroll ke West Ham United dan rentan cederanya Borini, membuat Rodgers harus berjudi dengan memainkan pemain-pemain muda. Suso, Assaidi, Shelvey dan Sterling terus bergantian mendampingi Luis Suarez di lini depan. Jam terbang yang kurang dan rotasi terus menerus, membuat konsistensi bermain Liverpool terganggu. Namun dengan seiring waktu, permainan Liverpool semakin membaik, khususnya pada penyerangan.
Di lini depan, Liverpool menempatkan Luis Suarez. Torehan 18 gol, yang menjadikan dirinya pemain tersubur ke-2 setelah Van Persie, jelas membuat Suarez begitu berharga untuk Liverpool. Pemain mungil yang memiliki kecepatan, kelincahan dan pergerakan tanpa bola yang baik ini disegani oleh bek-bek lawan. Terbukti Suarez pun menjadi pemain dengan total shots yang paling banyak di Liga Inggris, dengan total 112 shots. Ini mengindikasikan adanya banyak ruang yang di miliki Suarez pada saat pertandingan. Tak hanya mahir berduel dengan bek lawan, Suarez pun piawai mengambil set pieces. Dua gol terakhir yang ia sarangkan ke gawang Zenit St. Petersburg tercipta dari free kick.
Kedatangan Daniel Sturridge pada transfer window awal tahun ini adalah salah satu faktor yang membuat permainan Liverpool kian menarik. Keberadaan Sturridge membuat peran Suarez pun bisa berubah. Suarez yang awalnya di jadikan sebagaitarget man, kini bisa berpindah menjadi flank atau bahkan berada di second line, di belakang Sturridge. Sturridge pun demikian, ketika Suarez menyisir pertahan lawan dari sisi sayap, ia mengisi pos yang di tinggalkan Suarez sebagai goal getter. Kombinasi inilah yang membuat serangan Liverpool tidak monoton.
Lini tengah Liverpool pun mengalami banyak perubahan dari awal musim hingga sekarang. Pada awal musim, Rodgers menempatkan inverted wing, Downing di sayap kanan dan Sterling di sayap kiri. Double pivot, Henderson dan Gerrard di tambah Joe Allen mengisi lini tengah Liverpool pada awal musim. Dengan formasi ini, Liverpool bermain tidak impresif, karena persamaan tipe permainan Henderson dan Gerrard, yaitu ball passer. Akan tetapi kembalinya Lucas dari cedera, kedatangan Sturridge dan Coutinho, membuat Rodgers merombak formasi awal musim tersebut.
Minimnya pengalaman, membuat Sterling harus merelakan posisinya sebagai wingkepada Sturridge. Sturridge, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, aktif membantu lini kedua dan berganti posisi dengan Suarez, hal ini menambah alternatif serangan Liverpool. Posisi sayap kanan masih diisi oleh Downing, bukan karena penampilan impresifnya, tetapi karena minimnya pilihan pemain untuk posisi tersebut. Namun lagi-lagi, kemampuan Sturridge untuk melakoni berbagai peran membuat Rodgers memiliki alternatif pilihan, yaitu dengan menempatkan Sturridge di sayap kanan dan memainkan Sterling di posisi sayap kiri.
Kembalinya Lucas dari cedera menjadikan double pivot pun diisi oleh Lucas dan Gerrard. Gerrard, dengan 9 assists yang menjadikannya raja assist di Liga Inggris musim ini, tetap berperan sebagai deep midfielder dan adalah salah satu elemen esensial untuk Liverpool. Dengan visi bermain yang tinggi, Gerrard mampu melepaskan umpan terobosan dan long-pass yang akurat. Ketika Lucas di duetkan dengan Gerrard di posisi tersebut, tipe ball winner yang ada pada diri Lucas, menjadikan Liverpool kian seimbang. Fokusnya Lucas menjadi tameng pertama sebelum lawan memasuki back-four Liverpol, juga membuat Gerrard lebih berkonsentrasi untuk menerima dan memberi supplybola. Coutinho, yang baru di datangkan dari Inter Milan, berperan sebagai playmaker didepan Lucas dan Gerrard. Walau baru bermain beberapa kali, penampilan gemilangnya ketika menaklukan Swansea 5-0 bisa menjadi bukti bahwa dirinya layak mendapatkan nomer punggung 10 di Liverpool. Kreativitas Coutinho diharapkan menjadi kunci kesuksesan Liverpool kedepannya.
Duo wing back Glen Johnson dan Jose Enrique kerap membantu serangan Liverpool dari sisi sayap. Overlap yang dilakukan oleh kedua bek tersebut, memudahkan pekerjaan Sturridge dan Downing di posisi flank. Terbukti, Johnson dan Enrique masing-masing menorehkan 3 assists disamping 2 gol bagi Enrique dan 1 gol bagi Johnson.
Namun demikian, penyerangan yang begitu ciamik tidak di imbangi dengan pertahan yang bagus oleh Liverpool. Reina, yang menjadi pilihan utama Rodgers sebagai penjaga gawang, tidak menampilkan penampilan yang brilian pada musim ini. Ia sudah kebobolan 30 gol di EPL, membuatnya jauh lebih buruk dari De Gea (20) dan bahkan Ben Foster (25). Agger dan Skertel pun belum cukup kokoh menjaga jantung pertahanan Liverpool. Di tambah seringnya overlap dari wing-back mereka, Johnson dan Enrique, membuat sisi pertahan Liverpool mudah tereksplorasi. Tidak adanya back up dari flank, Sturridge dan Downing atau Sterling, menambah derita sisi pertahanan Liverpool.
Masa depan Liverpool pun sangat menjanjikan. Saya sempat menonton pertandingan Inggris U-21 melawan Swedia U-21 yang dimenangkan oleh Inggris dengan skor 4-0. Pada pertandingan tersebut, terlihat sekali bagaimana dominannya Henderson di lini tengah Inggris. Umpan terobosan dan long ball yang diperlihatkan Henderson adalah cikal bakal regenerasi Gerrard kedepannya. Shelvey yang dimainkan di belakang Wilfried Zaha juga memberikan kontribusi nyata pada tim Inggris di pertandingan tersebut. Determinasi dan penempatan posisi yang dimiliki Shelvey menjadi aset berharga untuk Liverpool. Belum lagi permainan Wisdom yang semakin matang karena banyaknya kesempatan yang didapatnya untuk bermain di first team pada musim ini.
Kombinasi antara Suarez dan Sturridge di lini depan, reinkarnasi double pivotMascherano-Xabi Alonso dalam diri Lucas dan Gerrard, ditemukannya Coutinho sebagaithe perfect numberten bagi Liverpool dan serangan bertubi – tubi dari sisi sayap Liverpool menjadikan Liverpool tim yang sexy untuk ditonton di sisa musim ini.Perbaikan pada lini pertahanan jelas diperlukan untuk menjadikan Liverpool tim yang tangguh kedepannya. Saya memang tidak mendoakan Liverpool kembali berjaya seperti di era 80-an, tetapi permainan Liverpool bisa menjadi hiburan tersendiri untuk supporter sepakbola pada umumnya. XD

You Might Also Like

0 comments